Search This Blog

Berpikir Positif dan Bersyukurlah dalam Menyikapi Keterbatasan

Saturday, November 15, 2008

Berpikir Positif dan Bersyukurlah dalam Menyikapi Keterbatasan

Surakarta, 10 November 2008

-saat ingin memejamkan mata untuk beristirahat, teringatlah suatu kejadian yang dapat dijadikan pelajaran dan perenungan hidup, sehingga terciptalah buah pikiran yang dibuat dan diterbitkan di post Blog oleh Andrean “The Triple Seven” Saputro.

Ketika seseorang mengeluh tentang keberadaan dan kondisinya sekarang ini dengan segala keterbatasannya, seringkali orang itu berandai-andai dan ingin seperti orang lain yang bisa mendapatkan / mempunyai sesuatu yang diharapkan. Itu wajar-wajar saja selama manusia masih menggunakan kemampuan otak kanannya untuk berimajinasi dan akhirnya ia dapat termotivasi dengan sendirinya untuk meraih apa yang “di-imajinasi”kan nya tadi. Tetapi menjadi suatu “musibah” ketika orang itu hanya menjadi “Pemimpi” yang tidak pernah bangun dari imajinasinya dan setelah ia bangun, ia tidak melakukan apa-apa. Ia hanya menghabiskan hidupnya dengan hanya mengkondisikan dirinya “jika aku menjadi…”.

Seseorang yang mempunyai cita-cita cenderung akan melakukan sesuatu dengan cara apapun yang ia miliki untuk meraih cita-cita itu. Dan ketika seseorang sudah pernah sukses dalam meraih / mewujudkan cita-citanya, ia akan mempunyai lebih banyak lagi yang akan dia wujudkan.

Tetapi bukan hal yang mudah untuk mewujudkan cita-cita serta menjaga motivasi agar tetap ada. Banyak sekali hambatan-hambatan yang “mengganggu” perjalan dalam mencapai cita-cita itu. Nah,, saya selaku penulis akan “share” dengan anda dalam tentang “Keterbatasan Bukan Halangan jika Kita dapat Mengucap Syukur dan Nilailah Diri Anda dari Sudut Postif”. Lho…kok??? Y, kelihatannya sangat kontras sekali “Terbatas kok malah mengucap syukur”??

Banyak di antara kita yang mudah menyerah pada keadaan dan menggerutu tentang keterbatasannya. Seperti yang dialami teman saya saat pengumuman nilai hasil Ujian Tengah Semester (UTS). Teman saya yang mendapatkan nilai “D” berkata “Lho kok saya cuma dapat D??! padahal saya sudah mengikuti perkuliahan dengan baik, presensi tidak pernah “bolong”, dan belajar sungguh-sungguh pada malam hari sebelum ujian. Saya yakin sudah menguasai materi ini!!. Saya akan protes dengan pak dosen!!”.

Setelah 1 minggu berselang, saya bertanya kepada teman saya yang dapat nilai “D” tadi. “Gimana, sudah tanya dosen kenapa kok dapat nilai D??”. Teman saya menjawab, “Saya tidak lulus karena tidak pernah mengumpulkan tugas padahal hasil tes kemarin saya sebenarnya lulus dan nilai saya 3,5”. Saya kembali bertanya, “lho kenapa kok kamu tidak pernah mengumpulkan tugas?”. Dia pun menjawab, “Saya tidak punya Laptop!! Dan saya tidak mau mengerjakan tugas apapun yang hubungannya dengan ketik-mengetik sebelum dibelikan Laptop!”.

Jika teman saya menilai dirinya dari sudut positif dan mengucap syukur maka sebenarnya ia memiliki banyak kelebihan. Kelebihannya antara lain:

v Ia tergolong orang yang rajin dengan menjaga sikap dan presensinya yang tidak pernah bolong.

v Ia belajar sungguh-sungguh. Berarti ia sudah berusaha.

v Ia yakin akan kemampuannya sendiri bahwa ia sudah menguasai materi.

v Ia anak yang pandai karena sebenarnya dia dapat mengerjakan soal ujian.

v Ia seharusnya bersyukur karena hasil “kerja keras” nya semalam ia beroleh hasil yang baik.

Tapi mengapa hanya karena belum punya Laptop ia kehilangan “buah” dari kelebihannya???

Marilah kita sama-sama belajar dari pengalaman diatas dengan meningkatkan penilaian atas diri kita dengan sudut pandang positif dan mensyukuri segala sesuatu yang telah diberikan kepada kita. Jangan biarkan keterbatasan menjadi batu sandungan yang dapat menggagalkan usaha kita dalam meraih cita-cita yang seharusnya kita dapatkan dengan segala kemampuan dan kelebihan yang kita miliki.

Semoga tulisan ini dapat menjadi wacana dalam usaha kita untuk meraih cita-cita di kehidupan ini.


Tuhan Memberkati…

0 comments:

Post a Comment

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP